Senin, 16 April 2018

PERILAKU PRODUSEN

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Produsen
Perilaku produsen adalah kemampuan produsen saat menggunakan sumber daya yang ada untuk menghasilkan produk sehingga produk yang dihasilkan bermmenghasilkangar bisa diterima di masyarakat dan menghasilkan laba.
Perilaku produsen dilakukan dengan tujuan tidak merugikan produsen dan tidak memberatkan konsumen. Dengan demikian daya konsumsi akan stabil karena antara konsumen maupun produsen sama-sama saling membutuhkan.
Dan juga pengambilan keputusan mengenai seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja untuk menghasilkan produk yang akan dipasarkan.

B. Teori Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi dan untuk menambah nilai guna suatu barang tersebut.
Proses produksi adalah kegiatan untuk menciptakan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada agar bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Ciri - ciri produksi meliputi kegiatan membuat, menghasilkan, dan meningkatkan nilai guna barang dan jasa.
Fungsi produksi merupakan hubungan antara tingkat penggunan input dan tingkat output . Dimana input adalah faktor produksi (modal, tenaga kerja, SDA, teknologi), dan output adalah jumlah produksi.
Secara matematis hubungan antara input dan output dapat dituliskan :
Q = f(F1,F2,F3,...,Fn)    
Teori produksi ini menekankan untuk memproduksi sebanyak-banyaknya dengan faktor produksi tertentu saja dan biaya produksi yang seminimal mungkin.

C. Analisis Pendekatan Teori Produksi :

1. Teori produksi dengan satu input variabel berubah
Adalah teori produksi yang menggambarkan hubungan antara tingkat produksi dengan satu input variabel untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut dengan mengasumsikan tenaga kerja, karena yang dapat berubah adalah tenaga kerja. Artinya, faktor produksi dapat berubah dan mempengaruhi tingkat produksi namun hanya jumlah tenaga kerja.

Hubungan produksi dengan satu faktor produksi ini berlaku hukum "the law of diminishing return" yang berarti Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik (increasing return), tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan (diminishing return)  Jika perusahaan berkeinginan untuk menambah tingkat produksi, maka perusahaan hanya dapat menambah jumlah tenaga kerja. .

Hubungan Antara Produk Total, Produk Rata-Rata, Produk Marginal
a. Produk Total
Produk total adalah jumlah hasil produksi yang dihasilkan sebagai hasil pemakaian sejumlah faktor produksi dalam proses produksi untuk jangka waktu yang sama.
b. Produk Rata-Rata
Produk rata-rata adalah hasil bagi produk total dengan jumlah satuan faktor produksi yang terpakai pada periode tertentu.
c. Produk Marginal
Produk marjinal (MP) adalah tambahan produksi karena penambahan satu satuan faktor produksi.seperti tenaga kerja.
MP = ∆TP/∆L
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan

2. Teori produksi dengan dua input variabel berubah
Teori produksi dengan dua input variabel berubah adalah teori produksi dengan mengkombinasikan dua faktor produksi untuk menghasilkan output.
Kombinasi dapat dilakukan dengan mengkombinasikan tanah dan tenaga kerja, modal dan tenaga kerja, atau dengan teknologi, namun teknologi tidak mudah diubah karena memerlukan waktu yang lama untuk diubah.

Dalam menjalankan aktivitas produksinya produsen memiliki sebuah perilaku yang harus memiliki acuan, dalam ilmu ekonomi ada dua acuan dalam perilaku produsen yakni
kurva isoquant dan isocost.

* ISOQUANT
Isoquant merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi antara dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama. Kurva isoquant digunakan untuk mencari kombinasi antar dua faktor produksi yang terbaik untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dalam jumlah yang sama.
Ciri-ciri isoquant :
Memiliki kemiringan negatif
Jumlah hasil produk ditunjukkan dengan garis kurva yang semakin ke kanan semakin tinggi.
Antara garis isoquant satu dengan yang lainnya tidak pernah mengalami perpotongan.
Arah kurva isoquant cembung menuju titik origin atau titik asal.

Setiap isoquant yang ada dalam grafik memiliki beranekaragam tingkat output atau hasilnya dan tingkatan output ini akan bertambah ketika kurva isoquant naik.
Isoquant digunakan untuk mencari fleksibilitas perusahaan ketika mereka membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan produksi dengan melakukan substitusi satu input dengan input yang lainnya untuk memperoleh suatu output tertentu.
Fleksibilitas ini digunakan produsen untuk menentukan kombinasi terbaik untuk meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan pemasukan yakni meminimalkan input dan memaksimalkan sebuah output untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang maksimal.

* ISOCOST
Adalah kurva yang menunjukkan biaya yang dikeluarkan produsen dalam memproduksi suatu barang dengan beberapa faktor produksi

Selasa, 03 April 2018

Menjazmkan 2 fi'il dan contohnya dalam Al-Qur'an

Menjazmkan 2 fi'il

Amil Jazm pada dua fi’il :
a.   إن: Jika,  contoh:

اِنْ تَجْتَهِدْ تَنْجَحْ
Jika engkau sungguh- sungguh pasti engkau lulus.

اِنْ يَشَاْ يُدْ هِبْكُمْ
Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu (An Nisa’:133)

b. إدْمَا : Jika, contoh:

إِذْمَا تَتَعَلَّمَ تَتَقَدَّمَ
Jika engkau belajar (berilmu) pasti engkau maju.

  إدْمَا تَقُمْ اقُمْ
Apabila kamu berdiri niscaya akupun berdiri.

c. مَا  : Apa saja, contoh:

مَا تَفْعَلْ شَرًّا تَنْدَمْ
 Apa saja kejahatan yang engkau lakukan pasti akhirnya menyesal.

وَمَا تَعْمَلُوا مِنْ خَيْرِ يَعْلَمْهُ اللهُ
 Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya…… (Al-Baqarah:197)

d. مَن  : Siapa saja/ Barangsiapa, contoh:

مَنْ يَعْمَلْ سُوْءًا يُجْزَ بِهِ
Siapa saja yang berbuat kejahatan pasti akan mendapatkan balasan.(An-Nisa’:123)

e. مَهْمَا : Bagaimanapun, contoh:

مَهْمَا تُبْطِنْ تُظْهِرْهُ الأَيَّامَ
 Bagaimanapun kau sembunyi kan pasti akan tampak di hari- hari lain.

وَإِنًكَ مَهْمَا تَآْمُرِي اْاقَلْبَ يُعْمَلِ
Dan bahwa yang engkau perintahkan menurut kehendak hatimu niscaya akan dilaksanakan.

f. مَتَى : Kapan saja, contoh:

مَتَى تَذْهَبْ أَذْهَبْ
  Kapan saja kau pergi pasti aku akan pergi.

مَتَىى اَضَعِ اْلعِمَامَةَ تَعْرِفُوُاْنِيْ

Kapanpun aku meletakkan surban,niscaya kalian mengenalku.

g. أَيَّانَ : Kapan saja, contoh:

أَيَّانَ تَحْسُنْ سَرِيْرَتُكَ تُحْمَدْ سِيْرَتُكَ
 Kapan saja baik hatimu pasti akan diuji kelakuanmu.

h.  أَيْنَ : Kemana saja, contoh:

أَيْنَ تَذْهَبُ الأُمُّ تَذْهَبْ مَرْيَمُ مَعَهَا
  Kemana saja ibu pergi pasti Maryam pergi bersamanya.

أيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُمُ اْلمَوْتُ
Dimana saja kamu berada,kematian akan mendapatkan kamu. (An-Nisa’:78)

i. أنًى  : Kemana saja, contoh :

أَنَّ يَذْهَبُ الأَبُّ يَذْهَبْ عَلِيُّ مَعَهُ
 Kemana saja bapak pergi pasti Ali pergi bersamanya.

j. حَيْثُمَا : Dimana saja, contoh:

حَيْثُمَا تَنْزُلَا تُكْرَمَا
 Dimana saja kau berdua singgah pasti dihormati.

حَيْثُمَا تَسْتَقِمْ يُقْدِرْ لَكَ اللهُ نَجَا حً
Sekiranya engkau menempuh jalan yang lurus,niscaya Allah akan memastikan kesuksesan bagimu.

k. كَيْفَمَا : Bagaimana saja, contoh:

كَيْفَمَا تُعَامِلْ صَدِيْقَكَ يُعَامِلْك
 Bagaimana saja kau bergaul dengan temanmu maka demikian pula temanmu akan bergaul denganmu.

l. أُيُّ : Yang mana saja, contoh:

أَيُّ كِتَابٍ تَقْرَأْ تَسْتَفِدْ 
 Buku yang mana saja kau baca pasti akan bermanfaat.

أَيَّا مَا تَدْ عُوْا فَلَهُ اْللأَسْمَاءُ الْحُسْنَئ
Dengan nama mana saja yang kamu seru,Dia mempunyai Asmaul Husna. (Al-Isra’:110)

I'rab Jazm dengan Menjazmkan 1 Fi'il

I'RAB JAZM

A.  PENGERTIAN DAN KEGUNAAN MAJZUM (I’rab Jazm)
I’rab adalah perubahaan keadaan pada akhir kata disebabkan masuknya ‘amil. Bisa juga dikatakan bahwa i’rob adalah perubahan akhir kata karena perbedaan kedudukan kata di dalam kalimat. Salah satu bentuk i’rob adalah Jazm. Kata yang I’robnya Jazm disebut Majzum.
Secara bahasa Jazm berasal dari kata al-Jazmu bemakna al-Qoth’u (memutus atau memastikan). Adapun menurut istilah nahwu yang dimaksud dengan Jazm adalah perubahan khusus yang ditandai dengan harokat sukun di akhir kata atau tanda lain yang menggantikannya. I’rob jazm ini hanya ada pada fi’il mudhori’ dan tidak ada pada isim [kata benda] atau jenis fi’il yang lain [madhi dan amr].
Fiil Mudhari adalah kata kerja (fiil) yang menunjukkan terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada saat pembicaraan (sekarang) atau sesudahnya (akan datang). Fiil Mudhari sendiri diawali dengan huruf Mudhoroah  (ا ن ي ت ). Fi’il Mudhari’ juga mengalami I’rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata bila didahului oleh haruf-haruf tertentu. Fi’il Mudhari mengenal tiga macam I’rab salah satunya adalah I’rab Jazm (Majzum).

B. Tanda-Tanda dan Contoh Kalimat

 Amil Jazm terbagi dua:
1. Menjazemkan satu fi’il
2. Menjazemkan dua fi’il

Amil Jazm pada satu Fi’il :
1. ( لا  ) Laa Tholabiyah.
    Disebut Laa Nahi, apabila diucapkan dari yg lebih tinggi kepada yg lebih rendah derajatnya, contoh dalam Al-Qur’an :

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman 13).

Disebut Laa Iltimas, jika diucapkan pada sesamanya, contoh ucapan seseorang pada teman sejawatnya :

لَا تَتَأخَرْ فِي الْحُضُوْرِ

Jangan terlambat hadir!

2.(  لـ )   (Lam  Tholab) 
   Ababila diucapkan dari yg lebih tinggi kepada yg lebih rendah derajatnya maka disebut Amar, contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. (QS Ath-Thalaq 7)

3.  ( لم  ) Lam Nafi
    Adalah huruf nafi yang khusus masuk pada Fi’il Mudhari’ serta menjazemkannya, merubah zamannya dari Hal atau Istiqbal kepada zaman Madhi, contoh Ayat Al-Qur’an :

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan (QS Al-Ikhlash 3)

4. ( لما  ) Lamma (Amil Jazem)
    Khusus masuk pada Fi’il Mudhari’ dan menjazemkannya. Bersekutu dengan Lam dalam hal sama-sama berupa Kalimah huruf, Amil Jazem, Merubah zaman ke Madhi, boleh dimasuki Hamzah Istifham, dan sama-sama Huruf Nafi namun untuk Lamma lebih mencapai penafiannya dari Madhi hingga Hal/sekarang.
Contoh ayat dalam Al-Qur’an :

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ

Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman.” Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu (QS Al Hujuraat 14)





Minggu, 25 Maret 2018

Materi Sejarah Islam Indonesia "Kebudayaan dan Seni Islam Indonesia"

Kebudayaan dan Seni Islam Indonesia


A. Pengertian Seni dan Budaya
      Seni merupakan ekspresi jiwa yang mengalir bebas, yang memerdekakan manusia dari belenggu rutinitas. Seni lahir dari jiwa manusia yang terdalam dan didorong oleh kecenderungan pada keindahan (Qardhawi, 2004). Menurut KBBI, seni adalah kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa).
      Menurut KBBI, Budaya berarti sebuah pemikiran, adat istiadat atau akal budi. Secara tata bahasa, arti dari kebudayaan diturunkan dari kata budaya dimana cenderung menunjuk kepada cara berpikir manusia.
Ketika berbicara tentang definisi “kebudayaan”, konsep dari definisi kata tersebut telah dirumuskan oleh banyak ahli.

      Terdapat konsep yang sangat beragam terkait dengan kebudayaan itu sendiri.Verkuyl (dalam Ismail, 2004) berpendapat bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta budaya yang merupakan bentuk jamak dari kata budi yang berarti roh atau akal. Sehingga kebudayaan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia.
     Konsep yang dikemukakan oleh Verkuyl diatas serupa dengan konsep yang dicetuskan oleh Koentjaraningrat (dalam Ismail, 2004) yang menyatakan bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta budhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi dan berarti budi dan akal. Oleh karena itu, kebudayaan menurut Koentjaraningrat dapat diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan budi dan akal.
       Dalam bahasa Inggris, istilah kebudayaan disebut dengan culture yang berasal dari bahasa Latin colere dan berarti mengolah atau mengerjakan. Dari arti tersebut berkembang arti dari culture yaitu segala usaha manusia untuk mengubah alam (Ismail, 2004). Istilah culture ini kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kultur yang berarti budaya. Sedangkan dalam bahasa Arab, istilah budaya disebut sebagai tsaqafah.
     Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia, sehingga kebudayaan menjadi ciri khas dari manusia, karena tidak bisa diciptakan oleh binatang maupun tumbuhan yang tidak memiliki akal budi. Oleh karena itu, di suatu tempat dimana manusia berusaha dan melakukan sesuatu untuk eksistensi hidupnya, maka di tempat tersebut pasti ada kebudayaan. Jadi, dengan segala kemampuan akal budi yang dimilikinya manusia dapat menciptakan kebudayaan.
      Kebudayaan Islam adalah penjelmaan iman dan al-a’malussalihat dari seorang muslim ‎atau segolongan kaum muslim atau manisfestasi keimanan dan kebaktian dari penganut ‎Islam sejati.‎


B. Hakikat Seni dan Budaya dalam Pandangan Islam
     Islam sebagai agama yang paling agung telah menanamkan kecintaan dan rasa keindahan di setiap diri seorang muslim. Keindahan di dunia Dia ciptakan dengan sempurna serta didesain dengan detil segala sesuatu yang ada.
    Islam menghidupkan rasa keindahan dan mendukung kreasi seni dalam batas-batas tertentu. Batas tersebut yang menjadikan karya seni itu memiliki manfaat, dan tidak mendatangkan mudharat. Berbagai karya seni unik telah dilahirkan oleh Islam, seperti seni kaligrafi, ornamen, serta ukiran yang banyak menghiasi masjid, rumah, serta bangunan atau benda-benda lain.
     Selain itu Islam juga memperhatikan seni sastra yang sejak dulu sangat tersohor dikalangan masyarakat Arab. Kemudian datanglah Al-Qur’an dengan seni sastra yang luar biasa. Membaca dan mendengarkan Al-Qur’an cukup untuk menjadi penawar jiwa  bagi orang-orang yang merenung dan berpikir.
     Seni tak ubahnya seperti ilmu pengetahuan yang bisa digunakan untuk kebaikan dan kejahatan. Menurut Qardhawi (2004) bahwa seni merupakan media untuk mencapai suatu maksud, sehingga jika digunakan untuk mencapai sesuatu yang halal maka menjadi halal hukumnya. Begitu pula sebaliknya, jika seni digunakan untuk mencapai hal-hal yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram.
      Menurut Saifuddin (dalam Ismail, 2004) Islam bukanlah teologi karena logi artinya adalah ilmu yang merupakan salah satu produk dari kebudayaan. Oleh karena itu Islam bukanlah kebudayaan yang diciptakan oleh manusia.

C. Prinsip Islam dalam Menjalankan Aktivitas Seni dan Budaya
Dalam menjalankan aktivitas seni perlu adanya batas-batas syariah sehingga mampu membedakan dan memilah antara seni yang memang bernafaskan Islam atau seni yang hanya mengatasnamakan Islam.
     Sebagaimana dinyatakan oleh Qardhawi (2004) bahwa seni dimaksudkan untuk mencapai sesuatu sehingga hukumnya menjadi seiring dengan maksud tersebut. Apabila maksudnya halal maka menjadi halal, dan sebaliknya, bila maksudnya haram maka hukumnya menjadi haram.
Dalam melakukan aktivitas seni maupun budaya perlu adanya pemahaman tentang syariat, sehingga tidak menyimpang dari nilai-nilai Islam. Akal pikiran manusia tidak mampu membedakan antara kebaikan dan keburukan jika tanpa bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah melalui rasul-Nya. Maka dalam melakukan aktivitas seni budaya harus mengacu pada sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sehingga dalam praktiknya tidak akan terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan murka Allah SWT.
      Islam juga datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.
Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :
a. Pertama“Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.”
 Seperti : kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan di dalam masyarakat Aceh umpamanya, keluarga wanita biasanya menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100 gram emas.
b. Kedua“Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam.”
Contoh : Tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang.
c. Ketiga“Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.”
Seperti budaya “ngaben” yang dilakukan oleh masyarakat Bali.


D. Perkembangan Kebudayaan dan Seni Islam Indonesia
    Kesenian Islam Indonesia sebenarnya sangat minim bila dibandingkan dengan kesenian Islam di Negara lain. Hal ini disebabkan Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai sehingga seni Islam harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan lama, dan Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan internasional, sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan daripada kesenian. Umat islam Indonesia dalam hal seni islam memang hanya menjadi pengikut, tidak  pernah menjadi pemimpin. Keseniannya sangat sederhana dan miskin. Walaupun demikian, islam datang ke nusantara membawa tamaddun (kemajuan) dan kecerdasan.
Peninggalan-peninggalan kebudayaan dan seni islam di Indonesia:
1. Batu Nisan‎
    Kebudayaan Islam dalam bidang seni mula-mula masuk ke Indonesia dalam bentuk batu nisan. Di ‎Pasai masih dijumpai batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh yang wafat tahun 1292. Hal yang ‎dapat dicermati pada batu nisan merupakan indikator Persia yakni aksara yang dipahatkan ‎pada batu nisan merupakan aksara shulus yang cirinya berbentuk segitiga pada bagian ujung. Gaya ‎aksara jenis ini berkembang di Persia sebagai suatu karyaseni kaligrafi. Batu nisan Sultan Malik as-‎Saleh terdiri dari pualam putih yang di ukir dengan tulisan Arab yang sangat indah berisikan ayat al-‎Qur`an dan keterangan tentang orang yang dimakamkan serta hari dan tahun wafatnya. Makam-‎makam yang serupa dijumpai pula di Jawa, seperti makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik.‎
    Indikator Persia lain ditemukan pada batu nisan Na‘ina Husam al-Din berupa kutipan syair yang ‎ditulis penyair kenamaan Persia, Syaikh Muslih al-din Sa‘di (1193-1292 Masehi). Ditulis dalam ‎bahasa Persia dengan aksara Arab. Batu nisan ini bentuknya indah dengan hiasan pohon yang ‎distilir (disamarkan) dan hiasan-hiasan kaligrafi yang berisikan kutipan syair Persia dan kutipan ‎al‘Quran II: 256 ayat Kursi. Terkadang nisan-nisan ini juga dipahat­kan di atasnya kalimat-kalimat ‎bernafaskan sufi, misalnya “Sesungguh­nya dunia ini fana, dunia ini tidaklah kekal, sesungguhnya ‎dunia ini ibarat sarang laba-laba”, dan lain sebagainya.‎
     Meskipun pada umumnya nisan yang kebanyakan dipesan dari gujarat ini bercorak persia, namun ‎bentuk-bentuk nisan kemudian hari tidak selalu demikian. Pengaruh kebudayaan setempat sering ‎mempengaruhi, sehingga ada yang bentuknya teratai, keris, atau bentuk gunungan seperti ‎gunungan pewayangan. Namun, kebudayaan nisan ini tidak berkembang lebih lanjut.‎

2. Perkembangan Aksara dan Seni Sastra (Kesusastraan) ‎
Masuknya agama dan budaya Islam di Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan seni ‎aksara dan seni sastra di Nusantara. Aksara dan seni sastra Islam pada awal perkembangannya ‎banyak dijumpai di wilayah sekitar selat Malaka dan Pulau Jawa, walaupun jumlah karya sastra dan ‎bentuknya sangat terbatas.‎
*Aksara masa awal Islam
    Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan, ‎yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu. Di ‎samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai ‎motif hiasan ataupun ukiran.‎
Penulis aksara Arab di Indonesia, biasanya dipadukan dengan seni jawa yang ‎dimiliki oleh bangsa Indonesia. Huruf-huruf Arab yang tertulis dengan sangat indah itu disebut ‎dengan seni kaligrafi (seni Khat). Seperti juga jenis karya seni rupa Islam lainnya, perkembangan ‎seni kaligrafi Arab di Indonesia kurang begitu pesat. Pernah pada awal kedatangannya digunakan untuk mengukir nama dan menulis ayat al-Qur’an ‎di makam-makam terkenal, seperti makam wali Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan makam Raja ‎Pasai. Di makam itu ditulis dengan huruf Arab yang Indah, seperti nama, hari, dan tahun wafat serta ‎ayat-ayat al-Qur’an. Namun, kelanjutan seni kaligrafi tidak terlalu berkembang karena penerapan ‎kaligrafi Arab sebagai hiasan sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebab berikut :‎
° Penggunaan seni kaligrafi Arab sebagai hiasan di Indonesia masih sangat terbatas.‎
Bangunan-bangunan kuno pada permulaan berdirinya Kerajaan Islam kurang memberi     ‎peluang bagi penerapan seni kaligrafi.‎
° Bangunan masjid-masjid kuno seperti masjid Banten, Cirebon, Demak dan Kudus  kurang ‎memperhatikan penggunaan Seni Kaligrafi Arab.‎
° Seni Kaligrafi hadir dengan kondisi yang kurang menguntungkan, tetapi dapat dikatakan tetap ada ‎perkembangan, ini bisa dilihat dari kitab-kitab bacaan yang agak berkembang di Aceh dan kerajaan-‎kerajaan Islam lain yang ulamanya banyak menulis kitab-kitab agama. Ini bersamaan dengan ‎berkembangnya seni sastra Islam berupa sya’ir-sya’ir dan penulisan kitab-kitab keagamaan. Selain ‎itu juga karena seni kaligrafi tetap diperlukan untuk berbagai macam keperluan seperti :‎ untuk hiasan pada bangunan masjid, motif hiasan batik, hiasan pada keramik, hiasan pada keris, hiasan pada batu nisan dan,‎ hiasan pada dinding rumah‎.
Sampai saat sekarang seni kaligrafi berkembang di Indonesia, terutama dalam seni ukir. Seni ukir ‎kaligrafi ini dikembangkan oleh masyarakat dari Jepara.‎

* Seni sastra awal masa Islam
    ‎Sastra yang mempengaruhi islam terutama berkembang di daerah sekitar Selat Malaka (daerah ‎melayu) dan Jawa. Di sekitar Selat Malaka merupakan perkembangan baru, sementara di Jawa ‎merupakan kembangan dari sastra Hindu-Buddha.‎
    Seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra yang berasal dari ‎perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha dan sastra Islam yang banyak mendapat pengaruh ‎Persia, ‎seperti cerita-cerita tentang Amir Hamzah, Kalilah dan Dimnah, Bayan Budiman, Kisah 1001 malam ‎‎(alf lailah wa lailah), dan Abu Nawas. Hampir semua cerita salinan itu dinamakan hikayat dan dimulai ‎dengan nama Allah dan shalawat nabi. ‎
Karya-karya sastra bentuk prosa dari Persia sampai pengaruhnya kepada kesusasteraan Indonesia ‎misalnya kitab Menak yang ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa yang semula ceritera dari Persia. Ceritera-ceritera Menak dalam ‎arti Hikayat Amir Hamzah, biasanya ditampilkan pula dalam pertunjukan wayang golek yang konon ‎diciptakan oleh Sunan Kudus, wayang kulit diciptakan oleh Sunan Kalijaga, dan wayang gedog ‎diciptakan oleh Sunan Giri. Ceritera Menak jumlahnya tidak sedikit, misalnya kitab Rengganis yang ‎banyak digemari oleh masyarakat Sasak di Lombok dan Palembang.‎
Hasil kesusastraan lain yang mendapat pengaruh Syi‘ah adalah Kisah Muhammad Hanafiah, ‎mengisahkan pertem­puran Hassan dan Husein, anak-anak Khalifah Ali, di medan perang Karbala. ‎Ditulis dan diterjemah­kan dalam bahasa Melayu pada sekitar abad ke-15 Masehi. Hikayat Amir ‎Hamzah, merupakan kisah roman melegenda berdasarkan tokoh Hamzah ibn Abd. Al-Mutalib, ‎paman Nabi Muhammad S.A.W. Kisah roman ini ditulis oleh Hamzah Fansuri, seorang ulama ‎Melayu penganut tasawwuf.Mir‘at al-Mu‘minin (Cerminan jiwa insan setia) yang ditulis oleh ‎Shamsuddin as-Sumatrani, seorang penasehat spiritual Sultan Iskandar Muda, murid dan penerus ‎Hamzah Fansuri.
Bentuk seni sastra yang berkembang :
a. Babad
Babad ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan ‎dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan  sebagainya.‎
b. Hikayat
Hikayat ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana ‎pelipur lara atau pembangkit semangat juang.‎ Contoh, Hikayat Sri Rama, Hikayat ‎Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya.‎
c. Syair
Syair ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir dengan ‎bunyi yang sama.‎ ‎Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, dan Gurindam ‎Dua Belas.‎
Suluk
d. Suluk ialah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis, yaitu manusia ‎menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan dengan pengertian suluk ‎yang artinya perjalanan. Alasannya, karena para sufi sering mengembara dari satu ‎tempat ke tempat lain. Di Indonesia, suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam arti ‎karangan prosa maupun puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan dengan ‎tindakan zikir dan tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya: Suluk Sukarsah, Suluk ‎Wijil, Suluk Malang Semirang.‎

3. Seni Bangunan (Arsitektur)
    Sejak masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia banyak masjid didirikan dan termasuk masjid kuno, pada mulanya, bentuk masjid di Indonesia banyak dipengaruhi oleh seni bangunan Indonesia-Hindu. Setelah Indonesia merdeka dan dapat berhubungan dengan negara lain, maka unsur lama secara berangsur-angsur hilang. Di antaranya masjid Demak, masjid Kudus, masjid Banten, masjid Cirebon, masjid Ternate, masjid Angke, dan sebagainya.

4. Seni Pahat
     Seni pahat seiring dengan kaligrafi. Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara, kota awal berkembangnya agama Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding depan mesjid Mantingan (Jepara) terdapat seni pahat yang sepintas lalu merupakan pahatan tanaman yang dalam bahasa seninya disebut gaya arabesk, tetapi jika diteliiti dengan saksama di dalamnya terdapat pahatan kera. Di Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa seni pahat di kedua daerah tersebut (Jepara dan Cirebon), merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam.

5. Seni Pertunjukan
    Di antara seni pertunjukan yang merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni tari. Seni suara merupakan seni pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan iringan rebana. Dalam pergelarannya para peserta terdiri atas kaum pria duduk di lantai dengan membawakan lagu-lagu berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw. yang dibawakan secara lunak, namun iringan rebananya terasa dominan. Peserta mengenakan pakaian model Indonesia yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti peci, baju tutup, dan sarung.

6. Tradisi atau Upacara
     Tradisi atau upacara yang merupakan peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg Maulud, aqiqah, khitanan, halal bihalal. Perayaan Gerebeg, dilihat dari tujuan dan waktunya merupakan budaya Islam. Akan tetapi, adanya gunungan ( tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu Buddha). Kenduri Sultan tersebut dikeramatkan oleh penduduk yang yakin bahwa berkahnya sangat besar, yang menunjukkan bahwa animisme-dinamisme masih ada. Hal ini dikuatkan lagi dengan adanya upacara pembersihan barang-barang pusaka keraton seperti senjata (tombak dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini masih kita dapatkan di bekas-bekas kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon dan Keraton Surakarta.

Selasa, 06 Maret 2018

MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

MAKALAH
ANALISA LAPORAN KEUANGAN 
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu : Saiful Anwar, M. Acc.



Disusun Oleh :
Retno Safitri        (63010170042)
Ernita Sundari         (63010170049)
Dewi Fitasari       (63010170068)


JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
TAHUN AKADEMIK
2017/2018






KATA PENGANTAR

      Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai mata kuliah Manajemen keuangan dengan tema “Analisa Laporan Keuangan”.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah tersebut. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

    Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inpirasi pada pembaca.


                                                                             Salatiga,    Februari 2018


                                                                                         Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Pembahasan 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Analisa Laporan Keuangan 2
B. Kegunaan Analisa Rasio Keuangaan 4
C. Jenis – Jenis Rasio 5
D. Analisis Common Size 11
E. Analisis Indeks 13

BAB III PENUTUP
Kesimpulan 15
Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16


BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
     Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menurut SAK 2015, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan.
      Analisa laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai suatu perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisa laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui keuntungan, tingkat risiko, dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Analisa Laporan Keuangan itu ?
2. Apa itu kegunaan Analisa Rasio Keuangan?
3. Apa itu jenis-jenis Rasio?
4. Apa itu Analisis Common Size dan Analisis Indeks?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Analisa Laporan Keuangan.
2. Untuk mengetahui kegunaan Analisa Rasio Keuangan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Rasio.
4. Untuk mengetahui Analisis Common Size dan Analisis Indeks.
BAB II
PEMBAHASAN

Analisa Laporan Keuangan
Pengertian
     Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Laporan keuangan dibedakan menjadi 5 macam yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
     Analisa Laporan Keuangan adalah suatu proses dalam rangka membantu menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan, hasil-hasil operasi perusahaan masa lalu dan masa depan, adapun tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja yang dicapai perusahaan selama ini dan mengestimasi kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan juga dapat melihat pertumbuhan kinerja keuangan dari tahun ke tahun.

    Jenis-Jenis Analisis Laporan Keuangan
Ada 4 jenis analisis laporan keuangan yang digunakan, adalah sebagai berikut :
1. Analisis Horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa tahun sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisis Vertikal adalah laporan keuangan yang dianalisis meliputi satu periode atau satu waktu saja, dengan cara membandingkan akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
3. Analisis Eksternal adalah analisis yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak dapat memperoleh data laporan keuangan secara mendalam mengenai keuangan suatu perusahaan.
4. Analisis Internal adalah analisis yang dilakukan oleh pihak-pihak yang dapat memperoleh data-data keuangan secara mendalam mengenai keuangan suatu perusahaan.

Metode dan Teknik Analisis Laporan keuangan
Ada 3 macam teknik analisis laporan keuangan yang dapat dibuat seperti di bawah ini :
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :
a. Perbandingan jumlah-jumlah akun beberapa periode dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan akun beberapa periode dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan akun beberapa periode dalam persentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio dalam beberapa periode.
e. Persentase dalam total aktiva maupun passiva dalam beberapa periode.

2. Analisis Trend, adalah analisis yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase. Analisis Trend juga suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui kecenderunagn keuangan perusahaan naik atau turun, dengan demikian akan diketahui perubahan mana yang cukup penting untuk dianalisis lebih lanjut.


3. Analisis Common Size
   is yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya.

2. Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Analisa rasio keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun lainnya yang ada dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut dapat antar akun dalam laporan keuangan neraca ataupun laba rugi. Analisa rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah satu akun dengan jumlah akun yang lain dalam laporan keuangan. Dengan menggunakan metode analisis seperti berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Tujuan melakukan analisa rasio keuangan adalah untuk membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan, menilai kinerja laporan keuangan perusahaan dalam memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
    Analisa rasio keuangan digunakan untuk mengukur dan menilai kinerja keuangan perusahaan dalam suatu waktu untuk acuan perkembangan perusahaan. Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Perbandingan Internal (Internal Comparison)
Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama.
2. Perbandingan Eksternal (Eksternal Comparison) dan Sumber-Sumber Rasio Industri
Perbandingan eksternal yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau rata-rata industri pada saat yang sama.

Berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis, analisa rasio dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
1. Analisis Secara Individual
Analisis secara individual yaitu analisis yang dilakukan pada unsur-unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan, misalnya analisis rasio bagi unsur-unsur yang ada pada neraca saja atau pada laporan laba rugi saja.
2. Analisis Silang
Analisis silang yaitu analisis rasio yang melibatkan unsur-unsur yang ada pada laporan neraca dan sekaligus unsur-unsur yang ada pada laporan laba rugi. Kedua unsur-unsur pada laporan keuangan tersebut digabungkan untuk mendapatkan suatu rasio tertentu.

3. Jenis-Jenis Rasio  
Berdasarkan Sumbernya, rasio-rasio dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Rasio-Rasio Neraca
Rasio-rasio neraca adalah rasio yang bersumber dari akun-akun neraca.
b. Rasio-rasio Laporan Laba Rugi
Rasio-rasio laporan laba rugi adalah rasio yang bersumber dari Income Statement.

c. Rasio-rasio antar Laporan
Rasio-rasio antar laporan adalah rasio yang berasal, baik bersumber dari Income Statement atau laporan laba rugi.

Berdasarkan Akunnya, rasio-rasio dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas ( Liquidity Ratio )
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio Lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
Rasio Cepat merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar.

2. Rasio Aktivitas ( Activity Ratio ) atau Rasio Efisiensi
Rasio Aktivitas merupakan rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Rasio Aktivitas dibagi menjadi 4 :
Receivable Turn Over adalah perputaran piutang.

Inventory Turn Over adalah Perputaran Persediaan.

c.    Receivable Turn Over in Days adalah perputaran Piutang Harian.

d.   Total Assets Turn Over adalah Perputaran Aktiva.

3. Rasio Leverage Finansial (Finantial Laverage Ratio )
Rasio Leverage Finansial merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang ( pinjaman ). Rasio Leverage Finansial terdiri dari 2, yaitu :
a.    Debt Ratio adalah Rasio Hutang.

b.    Total Debt to Equity Ratio adalah rasio total hutang terhadap modal sendiri.

4. Rasio Keuntungan ( Profitability Ratio ) atau Rentabilitas
Rasio Keuntungan merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio Keuntungan terdiri dari 6, yaitu :
a. Gross Profit Margin adalah perbandingan penjualan bersih di kurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih.

b. Net Profit Margin adalah margin laba bersih yang merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan.

c. Return On Investment adalah rasio yang membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.

d. ROI dengan Pendekatan Dupont adalah hasil kali antara NPM dengan total aset turnover.
ROI = NPM x Total Aset Turnover
Kemampuan menghasilkan laba= Keuntungan Penjualan x Efisiensi Aktiva
e. Return On Equity adalah rentabilitas modal sendiri yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

f. Rentabilitas Ekonomis adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.


4. Analisis Common Size
Analisa ini dilakukan dengan cara mengubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan angka tertentu. Untuk angka-angka yang berada di neraca, yang menjadi common base (angka dasarnya) adalah total aktiva. Dalam hal ini total aktiva dianggap memiliki angka dasar 100 %. Untuk laporan laba rugi, penjualan digunakan sebagai angka dasar yang bernilai 100 %. Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah perubhan-perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan laba rugi.




5. ANALISIS INDEKS
Analisa ini merubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar bukan selalu tahun yang paling awal, tetapi yang dianggap normal. Analisa ini dilakukan untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu.












BAB III
 PENUTUP

A. KESIMPULAN
Analisa keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam sistem suatu perusahaan. Karena dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode.
Analisa Laporan Keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan-badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha di masa lalu atau masa yang akan datang.
Analisa Common Size adalah analisis yang disusun dalam laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan atau dari total aktiva.
Analisa Rasio adalah yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.

B. SARAN
Berdasarkan materi yang telah kami diskusikan, menurut kelompok kami sebuah perusahaan harus menggunakan analisa laporan keuangan dalam sistem operasional perusahaannya, dan juga perusahaan tersebut harus memilih seorang analis yang mampu untuk menganalisis data perusahaan. Sehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau akan memperoleh hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Fetria Eka Yudiana, Konsep Dasar Manajemen Keuangan, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2012

V. Wiratna Sujarweni, Analisis Laporan Keuangan, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2017

Dr. Harmono, S.E, M.Si, Manjemen Keuangan: berbasis balanced scorecard, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009